Oneshoot : Sorry Brother

I'm Sorry Brother

Title       :  Sorry Brother

Author     :  Akirablue

Cast        :

EXO Xiumin

Suju-M Henry

Genre      :  Brothership, Family, Sad

Rating     :  General

 

_Sorry Brother_

Suara dentingan mengalun dengan indah dari sebuah ruangan dan mengema hampir diseluruh rumah bergaya klasik itu. Tangan mungil dengan telaten menari diatas tuts piano dan membentuk sebuah irama yang tertulis dalam buku music dihadapannya. Pandangannya sekilas menangkap gambar sebuah foto dimana dia tengah berfoto bersama seorang namja yang tak lain adalah kakaknya. Orang yang begitu dikagumi oleh namja berparas cantik itu.

“konsentrasi xiumin!” teriak seorang lelaki paruh baya dengan tongkat ditangannya yang ia gunakan untuk melatih namja bernama Xiumin itu.

Sementara disebuah panggung seorang namja tengah memainkan jemari lentiknya diatas grand piano. Tepuk tangan dan sorak sorai penontonpun bergema ketika namja itu selesai memainkan Opera Trace milik Mozart yang terkenal sangat sulit untuk dimainkan dengan begitu lancar.

“kau hebat henry-ah! Kau sungguh seorang pianis sejati!”puji salah seorang yeoja yang menjadi pembawa acara pertunjukan tersebut. “gomawo sooji-ah”balasnya ketika yeoja itu memberikan sebuket bunga pada henry.

Henry tersenyum dan berjalan menuju belakang panggung, ia kemudian mengambil ponsel yang ditinggalkannya dan segera menekan nomor adik kesayangannya.

Wei (hallo)  xiumin! Gege (kakak) baru saja menyelesaikan konsernya. Apa kau sudah makan?” cerocos henry pada adiknya.

“……”

“baiklah, lanjutkan latihanmu dengan benar. Mengerti?”

“……”

Henry mematikan ponselnya dan merapikan barang-barang yang dibawanya untuk segera pulang menemui adiknya. Bagi henry satu-satunya keluarga yang dipunyanya adalah xiumin, adik laki-lakinya. Orang tua mereka meninggal sejak xiumin berusia lima tahun dan mereka berdua diadopsi oleh seorang pianis yang akhirnya membawa mereka kekorea. Itu jugalah yang menjadikan henry sebagai seorang pianis terbaik saat ini.

“xiumin, berkonsentrasilah! Permainanmu jauh tertinggal dari kakakmu”pekik pelatih piano xiumin. “ah ne”dengan malas xiumin memainkan lagu yang telah lama dipelajarinya namun tetap saja ia tak begitu menikmati permainan itu karena ia sama sekali tak memiliki keinginan untuk menjadi seorang pianis seperti henry, xiumin sebenarnya ingin menjadi seorang barista dan membuka kedai kopi miliknya sendiri tapi namja itu harus mengubur impiannya demi rasa terimakasihnya pada mendiang ayah angkatnya yang telah membuat dia dan henry memiliki kehidupan yang layak.

didi (adik) kau dimana?”suara nyaring langsung menyeruak ditelinga xiumin ketika sebuah mobil berhenti tepat dihalaman rumahnya.

“ahjussi, bolehkah aku menemui gege?” ijinnya pada pelatih pianonya yang tak lain adalah adik mendiang ayah angkatnya. “arra, kau sudah lama tak bertemu dengannya”senyum Cho pada keponakannya.

“gomawoyo”tanpa aba-aba xiumin langsung melesat menemui henry. “Ni hao, didi? (apa kabar, adikku?)” Tanya henry dan mengacak pelan rambut xiumin. “henhao (baik), mana oleh-olehku?”xiumin menengadahkan tanganya dihadapan henry dan disambut sebuah jitakan. “ya! Jinca kau sama sekali tak berubah!”ucap henry dan mengunci leher adiknya dengan lenganya. “ack…ack…..hentikan, appo”keluh xiumin pada gegenya. Mereka memang terkadang menggunakan bahasa secara bersamaan meskipun sejak kecil mereka tinggal dikorea tapi walau bagaimanapun darah yang mengalir ditubuh mereka adalah darah china utnuk itulah terkadang mereka menggunakan bahasa korea dan china secara bersamaan.

Xiumin duduk disofa saat menunggu latihan pianonya, ia terkesan mendengar alunan melody yang tercipta dari tangan gegenya , terasa sangat indah dan penuh perasaan. Ia melihat pamannnya juga sangat menikmati alunan melodi yang dimainkan henry tanpa sedikitpun protes seperti saat melatihnya. Tanggan henry begitu lincah seakan ia telah seribu tahun menguasai lagu itu padahal bagi xiumin lagu itu merupakan musuh besarnya.

“wah…dia benar-benar hebat”puji xiumin dari balik jendela kaca yang memisahkan tempatnya dengan tempat kakaknya berlatih. “apa aku bisa seperti gege”imbuhnya kemudian menghembuskan nafas berat.

“kau mau kemana ge?”Tanya xiumin pada henry yang bersiap-siap memakai sepatunya. “hanya jalan-jalan, jaga rumah, mengerti?” henry menunjuk wajah xiumin yang cemberut. Tapi kemudian wajahnya berbinar, ia punya rencana yang hebat untuk henry. “hmmmm, baerhati-hatilah”ucap xiumin sebelum ia pergi kedapur untuk membuat percobaan besarnya menjadi seorang barista.

Sementara itu henry memacu mobilnya membelah kota seoul, beberapa hari lagi adalah ulang tahun adiknya, ia ingin memberikan sebuah hadiah pada xiumin. Mobil berwarna hitam itu berhenti disebuah kedai kopi elite, henry turun dan langsung merangsek masuk kedalamnya.

“selamat datang”sapa pelayan yang berjaga dibelakang pintu, henrypun membalasnya dengan senyum manis. “omo! Bukankah itu henry, si pianis bertangan dewa”bisik salah seorang penggunjung.

“ada yang bisa saya bantu?”Tanya seorang pelayaan pada henry. “ne, apa aku bisa bertemu dengan Park Hyunwoo pemilik kedai ini?”tanyanya sopan.

“hohoho….ada apa mencariku nak?”tiba-tiba dari dalam muncul seorang lelaki paruh baya dengan celemek khasnya.

“ah ahjussi, aku ingin meminta bantuanmu”ucap henry sambil mengaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. “apa yang perlu kubantu hingga pianis berbakat sepertimu mencari seorang pembuat kopi tua seperti ini?”

“anu….a……adikku adalah seorang pecinta kopi, ia sangat mengangumi anda. Dan tiga hari lagi adalah hari ulang tahunnya, aku ingin memberikan hadiah yang special untuknya……jadi………..bisakah anda membantuku dan mengajarinya membuat kopi?”Tanya henry ragu, ya…meskipun ia adalah pianis terkenal tapi tetap saja Park Hyunwoo adalah legenda pembuat kopi.

“aigoo, kau sungguh menyayangi adikmu. Tapi sepertinya aku tak bisa memenuhi permintaanmu nak. Banyak hal yang harus kukerjakan disini”tolak hyunwoo.

“jebal, tak bisakah anda menolongku sekali saja?” mohon henry.

“aku tahu perasaanmu nak, tapi…”hyunwoo belum sempat menyelesaikan perkataannya. Ia melihat henry menundukkan kepalanya menyesal.

“orang tua kami meninggal sejak xiumin masih sangat kecil, aku hanya ingin memberikan kebahagian kecil pada adikku. Tak bisakah kau membantuku?”

Hyunwoo terdiam, ia melihat ketulusan dimata henry. Terlebih saat anak muda itu mengucapkan jika mereka telah kehilangan orang tuanya. “baiklah, aku akan membantumu”ucap hyunwoo pada akhirnya.

“gomawoyo, gomawoyo ahjussi”ucap henry, dan secara reflek ia memeluk lelaki tua itu.

Dengan genbira ia kembali memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Jalanan begitu sepi hingga nyaris tak ada kendaraan yang melintas dikota itu. Namun tiba-tiba sebuah motor melaju kencang dari arah berlawanan, motor itu oleh hingga terjatuh dan menuju kejalur henry.

Henry membanting strinya untuk menghindari motor itu, namun saying mobil henry justru meluncur dan menabrak pembatas jalan dan terpental keudara hingga akhirnya tebalik. Roda mobil itu masih berputar saat mobil yang terbalik itu hancur dan memperlihatkan seorang namja yang terluka parah didalamnya. Orang-orang mulai berkerumun menghampiri kecelakaan itu layaknya gula cream yang tengah ditambahkan xiumin kedalam lattenya. Namja manis itu dengan serius membuat dua gelas latte yang dinilainya menakjubkan.

Drrrrt……..dreetttttttttt……….

Xiumin merogoh sakunya ketika merasakan benda didalamnya bergetar dan harus segera diambil.

“yeoboseo”tanyanya pada nomor yang tak dikenalnya

“……”

“nde, wae?”

“……”

“mwo?? Gurae aku akan segera kesana”

Xiumin tak perduli dengan hasil karya miliknya, saat ini ia hanya terfokus pada kabar yang baru saja diterimanya. Dengan cepat ia meminta supirnya untuk mengantarkannya kerumah sakit dimana henry berada.

“bagiamana keadaannya?”Tanya Cho Kwangmin pada dokter yang menangani keponakannya, dibelakang lelaki itu xiumin berdiri dengan cemas.

“saat ini keadaannya stabil, tapi……”dokter itu mengantungkan ucapannya.

“tapi apa? Apa yang terjadi?”sergah xiumin tak sabar.

“kudengar anak itu adalah seorang pianis?”Tanya dokter itu balik.

“ne, hyungku memang seorang pianis. Ada apa sengannya?”

“kemungkinan besar dia takkan bisa bermain piano lagi, salah satu otot ditangan kanannya mengalami kerusakan. Akan sulit baginya untuk menggerakkan tangan kanannya lagi. Terlebih untuk bermain piano”jelas dokter itu yakin.

“maldo andwe! Hyungku pasti masih bisa menjadi pianis lagi”tolak xiumin. Ia sangat tahu jika henry takkan bisa hidup tanpa piano. Hidupnya hanyalah tentang tuts-tuts hitam putih itu, bagaimana jika gegenya harus kehilangan dunianya itu. Sungguh xiumin tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nantinya.

Dedaunan dihalaman rumah klasik itu seakan ikut bergoyang menikmati lantunan indah yang diciptakan jemari xiumin. Sejak kecelakaan yang dialami henry namja itu berlatih keras dengan pianonya, seperti hari ini juga namja mungil itu berlatih dengan serius sebelum sebuah suara terdengar nyaring ditelinganya.

“wae? Kenapa harus seperti ini?”henry membanting seluruh perkakas yang  tertata rapi, sebuah lampu kacapun tak terkecuali menjadi sasaran kekesalannya.

“wae?”henry mengamati tangan kanannya yang bergetar, ia mencoba memegang pensil yang turut terjatuh dihadapannya namun hasilnya nihil. Persil itu tak bisa digengamnya. “bahkan sebuah pensilpun aku tak bisa memengangny” senyumnya sinis, seakan meledek keadaannya saat ini.

“hyung……”panggil xiumin dari balik pintu, dengan cepat xiumin menghampiri henry.

“Minnie, berjanjilah………berjanjilah kau akan menggantikan hyung menjadi seorang pianis, arra?” henry mencengkeram bahu xiumin kuat. Tatapannya menatap tajam manik mata xiumin.

“hyung,,,,,,,”

“kau harus menjadi pianis hebat dan meraih banyak penghargaan yang belum sempat hyung raih!”mata henry memerah. Ia begitu ingin xiumin menjadi seorang pianis seperti dirinya, ia merasa walaupun dunianya telah menjauh ia akan tetap bersamanya jika adiknya bisa memberikannya padanya.

“hmmm, aku akan menjadi pianis seperti hyung. Aku akan mendapatkan piala-piala yang belum didapatkan oleh hyung” ucap xiumin. Ia tahu setelah ia berkata seperti itu, ia harus benar-benar membuang cita-citanya menjadi seorang barista. Tapi apapun ia lakukan untuk henry yang telah menjaganya sejak kecil, menjadi ayah dan ibu baginya setelah kematian orang tua mereka.

Hari demi hari xiumin dengan cepat menguasai teknik permainan henry, ia belajar persis seperti yang henry lakukan dan mengikuti perlombaan-perlombaan seperti yang dilakukan henry dulu. Hingga namja mungil itu mendapat kesempatan menampilkan kemampuannya disebuah konser megah yang diingini henry selama ini. Konser yang begitu diidamkan henry.

“apa kau bahagia hyung?”Tanya xiumin pada henry yang tengah memandanginya bermain piano. “tentu saja, adikku sebentar lagi akan menjadi pianis terbaik diseluruh korea atau mungkin diseluruh dunia. Bagiamana aku tak senang?” ucap henry. Namun terselip nada sedih disenyumannya dan xiumin bisa melihat itu dengan jelas.

“hyung, apa kau ingin berjalan-jalan?”Tanya xiumin, namun henry mengeleng.

“aniyo, kau saja. Aku ingin menikmati orchestra favoritku”ucap henry. “ah, jika kau ingin keluar jangan lupa ajak supir lee. Kau tak tahu arah bukan?”imbuh henry dan memulai menikmati pertunjukan orchestra yang terpampang di layar televisinya.

Xiumin akhirnya berkeliling kota seoul, ia memilih meminta supirnya untuk menunggunya dan berjalan kaki menikmati keindahan kota, hingga mata indahnya menangkap sebuah poster yang tertempel disebuah kedai kopi favoritnya. ‘BARISTA FESTIVAL’

“apa kau ingin mengikutinya?”sebuah tepukan dibahu xiumin seketika menganggetkan namja itu.

“ah…aniyo”ucap xiumin kaget.

Lelaki itu mengamati wajah xiumin, ia seperti pernah melihat wajah itu sebelumnya. “apa kita pernah bertemu?”Tanya lelaki itu. “molla, tapi sepertinya belum”ucap xiumin.

Xiuminpun masuk kedalam kedai milik lelaki itu, yang tak lain adalah orang yang dikaguminya. Ia menyeruput kopinya begitu unik hingga hyunwoo mendekati xiumin.

“apa kau begitu menyukai kopi?”Tanya hyunwoo pada xiumin.

“nde, aku bermimpi menjadi seorang barista dan memiliki kedai seperti anda”ucap xiumin berbinar.

“baiklah, kajja ikut aku”ajak hyunwoo, sementara xiumin justru terbengong-bengong mendengar ajakan lelaki tua itu. “ayolah, apa kau ingin melewatkan kesempatan ini?”imbuh hyunwoo karena xiumin belum juga bereaksi.

“nde…”

Akhirnya hyunwoopun mengajarkan pada xiumin membuat sebuah candy sugar coffe pada pemilik pipi chubby itu. Memulai dengan menggiling kopi dan meracik resep itu.

“apa kau pemain biola?”Tanya hyunwoo tiba-tiba, ia melihat jemari tangan xiumin yang mengeras.

“aniyo, aku seorang pianis. Wae?”ungkap xiumin pada hyunwoo.

“kau pasti berlatih keras, ah…tapi kau cuku terampil menjadi peracik kopi sebagai seorang pemula”puji hyunwoo.

“kamsahamida”senyum mengembang diwajah xiumin.

“apa kau takkan mengikuti festival itu, jika kau mengikutinya kau mungkin akan menjadi barista professional”

“anhi, festival itu dilaksanakan sehari sebelum aku harus mengikuti perlombaan piano”wajah xiumin kerlihat sendu. Ia tak mungkin meninggalkan latihan pianonya dan datang kefestival yang sangat ingin didatanginya.

“bukankah itu sehari sebelum pertandinganmu? Kau bisa datang sebentar dan kembali sebelum latihanmu diadakan”ungkap hyunwoo.

“gurae, kau benar! Baiklah akan kuusahakan agar bisa datang ke festival itu”

Mereka berduapun melanjutkan acara meracik resep itu hingga seseorang datang dan membungkuk member hormat pada xiumin. “sebaiknya kita segera pulang, tuan henry meneleponku dan meminta anda untuk kembali berlatih piano”

Xiumin menghembuskan nafasnya berat, walaupun ia sebenarnya belum ingin meninggalkan acaranya tapi ia tak bisa menolak permintaan henry. “ahjussi, aku pamit dulu. Gomawoyo”xiumin membungkukkan badannya pada hyunwoo dan mensebenarnya belum ingin meninggalkan acaranya tapi ia tak bisa menolak permintaan henry. “ahjussi, aku pamit dulu. Gomawoyo”xiumin membungkukkan badannya pada hyunwoo dan mengikuti supirnya.

“siapa namamu anak muda?”teriak hyunwoo sebelum xiumin keluar dari dapurnya.

“xiumin!”pekik xiumin agak keras.  Kemudian ia baru menyadari jika ia belum mengetahui siapa nama orang yang telah mengajarkannya menracik kopi tadi tetapi ini bukan waktunya untuk kembali dan bertanya pada lelaki tua itu.

Jemari-jemari it uterus meliuk-liuk membentuk irama indah, seberkas senyumana terus terlukis diwajah xiumin karena tawaran pria tua yang ditemuinya tempo hari. “jika kau terus seperti ini, kau bisa melebihi hyungmu Minnie”ucap Cho pada keponakananya. “hmmm, ahjussi apa aku boleh beristirahat sehari sebelum perlombaan itu?”Tanya xiumin ragu.

“jika kau bisa menyelesaikan latihan ini dengan baik, aku akan mengijinkanmu beristirahat”ucap cho.

Sementara henry melihat adiknya sembunyi-sembunyi. Ia tahu apa yang sebenarnya diinginkan xiumin. Bukan menjadi seorang pianis seperti dirinya tapi menjadi seorang barista profesionallah yang diinginkan adiknya. Laporan yang diterimanya dari supir pribadi xiumin membuatnya merasa  bergitu bersalah pada adiknya. Namun demi kebaikan xiuminlah ia harus melakukan ini, masa depan adiknya akan lebih baik jika menjadi pianis dibandingkan menjadi barista yang belum jelas kedepannya. “kau harus bisa mengantikanku xiumin”gumam henry.

Hari dimana festival barista diadakanpun telah tiba. Dengan diam-diam xiumin mengendap-endap untuk keluar, namun sialnya pengawal pribadi xiumin mengetahuinya dan memberi kabar pada henry.

“maaf tuan muda anda tak boleh meninggalkan rumah”

“tapi……”

“maaf” kedua pengawal itu menarik paksa xiumin dan membawanya kembali kerumah. Sementara henry hanya mengamatinya dari kamarnya.

“lepaskan! Lepaskan aku!” xiumin berusaha melepaskan diri tapi hasilnya nihil ia tak bisa melepaskan cengkeraman kedua pengawal itu.

“ijinkan aku pergi sebentar hyung, jebal!”teriak xiumin, ia tahu henry yang memerintahkan kedua pengawal itu. Tapi seakan tak peduli henry seakan tak mau tahu pada keinginan adiknya.

Henry mendudukan dirinya didepan grand piano kesayangannya yang mulai tertutupi oleh debu. Ia mengamati tangan kanannya yang masih bergetar. Ia mencoba menekan salah satu tuts dengan tangannya tapi ia tetap saja tak bisa memainkan rangakian nada yang seharusnya bisa sangat mudah dilakukan pianis professional sepreti dirinya. Ia kembali mengingat masa lalunya ketika pertama kali menjalani debutnya sebagai seorang pianis. Ia masih sangat muda dan banyak orang yang memuji kelihaiannya memainkan alat musik itu. “hhh……kau sekarang hanya sampah henry”cibir henry pada dirinya sendiri. Ia menyerinyai sinis dan memukul piano yang ada dihadapannya. “kau tak berguna!”henry meneteskan airmatanya. Ia menyesali semua takdir yang terjadi padanya. Namja itu berlutut menahan rasa perih yang ada didalam hatinya. Air matanya terus mengalir menyadari kenyataan jika tangan kanannya tak bisa lagi digunakannya.

Sementara xiumin terus mengedor pintu kamarnya. “hyung buka pintunya, jebal!” entah telah berapa lama ia memukul-mukul pintu itu, selama hidupnya ini pertamakalinya ia melihat henry berbuat seperti itu pada dirinya. “kau berubah hyung, kau berubah”gumam xiumin, sebulir air bening mengalir dipipi putihnya. Ia tak menyangka jika henry akan berbuat sejauh itu untuk menjadikannya sebagai seorang pianis sepertinya dulu.

Xiumin berjalan gontai kearah piano klasik yang menjadi sahabat sekaligus musuhnya selama ini. Ia mendudukan dirinya dan perlahan memainkan jemarinya diatas tuts demi tuts. Xiumin memainkan melodi yang menjadi favorit kakaknya, henry. Matanya terpejam meresapi setiap dentingan yang tercipta dari sebuah alat music dihadapannya. Ia sungguh merasa sangat lelah. Lelah menjadi seorang pianis dibawah bayang-bayang kakaknya, ia lelah memendam mimpinya barista dan lelah berjuang melawan penyakit jantung yang disembunyikannya.

Tubuh mungilnya ambruk tepat dihadapan piano yang menemaninya sejak kecil. Alat music yang disayanginya tetapi juga alat music yang dibencinya.

The End

4 pemikiran pada “Oneshoot : Sorry Brother

  1. kerrrreeeeeeeeeeen thor, q baru nemu ff yang nyeritain kyk gini…
    bener2 beda sama yang lain…. ditunggu ff umin lainnya…fighting!!!!

  2. waahh… Xiumin…
    bikin ff yg cast.a Xiumin lagi dong thor.. tapi genre.a brothership… susah nyari genre itu dgn cast Xiumin.
    aku tunggu yg lain.a… semangaaaattt

Tinggalkan komentar